Kembung atau bloat adalah kondisi berbahaya yang sering terjadi pada ternak ruminansia, baik besar maupun kecil. Kondisi ini ditandai dengan penumpukan gas berlebihan pada bagian perut kiri sehingga tampak menonjol. Jika tidak segera ditangani, kembung dapat menyebabkan kematian karena tekanan pada organ vital dan gangguan pernapasan. Oleh sebab itu, peternak harus memahami penyebab, tanda-tanda, dan cara penanganannya.
A. Penyebab Kembung pada Ternak Ruminansia
Kembung terjadi karena kegagalan pengeluaran gas secara normal dari rumen. Beberapa penyebab umumnya adalah:
1. Saluran pencernaan tertutup atau tersumbat
Gas tidak dapat keluar melalui sendawa sehingga menumpuk di rumen.
2. Fermentasi makanan yang terlalu cepat
Beberapa jenis pakan cepat menghasilkan gas sehingga rumen tidak mampu mengeluarkannya tepat waktu.
3. Konsumsi hijauan muda berlebihan
Hijauan yang terlalu muda mudah difermentasi sehingga cepat menghasilkan gas.
4. Pakan basah
Rumput yang masih basah oleh embun atau hujan dapat memicu pembentukan gas yang berlebihan.
5. Konsumsi polong-polongan atau biji-bijian berlebihan
Bahan pakan seperti kacang-kacangan, lamtoro, atau biji-bijian dapat memicu kembung bila diberikan tanpa campuran serat kasar.
B. Tanda-tanda Ternak Mengalami Kembung
Peternak harus peka terhadap tanda-tanda kembung, karena gejala awal sering dianggap sepele. Adapun tanda yang paling umum antara lain:
-
Ternak tampak gelisah dan tidak nyaman
-
Perut bagian kiri atas membesar dan menggembung
-
Nafas tampak berat dan tersengal
-
Ternak sering menghentakkan kaki atau mengais-ngais perut
-
Nafsu makan menurun drastis
-
Bila ditepuk, perut berbunyi seperti gendang
-
Peningkatan denyut nadi
-
Anus kadang menonjol dan ternak sering berkemih
-
Pada kasus berat, ternak tampak kesulitan berdiri
Gejala harus segera ditangani agar tidak berlanjut menjadi kondisi fatal.
C. Penanganan Kembung pada Ternak
Penanganan kembung harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Tahapannya sebagai berikut:
1. Posisikan ternak dalam keadaan berdiri
Posisi berdiri membantu gas lebih mudah keluar.
2. Buka mulut ternak dengan kayu atau alat penahan
Tujuannya untuk merangsang keluarnya gas melalui mulut.
3. Berikan obat anti-kembung
a. Minyak goreng
-
Dosis untuk kambing/domba dewasa: 250 ml/ekor
-
Campur dengan air hangat dan berikan dengan cara dicekok.
b. Soda water
-
Pilih yang mengandung soda tinggi
-
Langsung dicekokkan ke mulut ternak
4. Tekan bagian perut kiri
Penekanan membantu mendorong gas keluar melalui mulut atau anus.
5. Gunakan pelepah pepaya
Pelepah pepaya dimasukkan secara perlahan ke dalam anus untuk merangsang keluarnya feses dan gas.
Pastikan ujung pelepah tidak runcing agar tidak melukai rektum.
6. Penusukan dengan trocar (untuk kasus berat)
Jika semua cara gagal, lakukan tindakan menggunakan trocar:
-
Oleskan iodine povidone pada area perut kiri belakang
-
Tusukkan trocar hingga menembus rumen
-
Biarkan gas keluar hingga perut kempes
-
Tekan perut untuk memaksimalkan keluarnya gas
-
Setelah selesai, oleskan iodine povidone pada bekas luka
Jika tidak ada trocar, bambu kecil yang ujungnya halus dan tidak tersumbat bisa digunakan sebagai alternatif darurat.
D. Pencegahan Kembung pada Ternak
Pencegahan jauh lebih mudah dan murah dibandingkan pengobatan. Berikut langkah yang perlu dilakukan peternak:
-
Hindari memberikan rumput basah
Rumput basah mudah memicu fermentasi cepat. -
Jangan memberikan polong-polongan atau biji-bijian secara tunggal
Harus dicampur dengan rumput atau sumber serat. -
Batasi pemberian hijauan yang terlalu muda
Hijauan muda sangat mudah difermentasi dan memicu gas berlebih.
Dengan menjaga pola pemberian pakan, risiko kembung pada ternak dapat ditekan seminimal mungkin.
Kembung merupakan kondisi darurat yang memerlukan respons cepat. Dengan pengetahuan yang tepat mengenai penyebab, tanda, cara penanganan, dan strategi pencegahan, peternak dapat melindungi ternaknya dari risiko kematian dan menjaga produktivitas usaha peternakan tetap optimal. Semoga artikel ini bermanfaat untuk edukasi di lapangan!

Tidak ada komentar