Pertanian dan peternakan merupakan sektor yang terus berkembang di Indonesia. Di antara berbagai komoditas peternakan, budidaya domba menjadi salah satu pilihan yang menjanjikan karena kebutuhan daging, bibit, maupun hewan kurban yang terus meningkat setiap tahun.
Indonesia memiliki beragam jenis domba, baik lokal maupun hasil aklimatisasi dari luar negeri. Setiap jenis memiliki karakteristik, keunggulan, dan potensi budidaya yang berbeda. Karena itu, penting bagi calon peternak untuk mengenali jenis domba yang sesuai dengan kondisi wilayah dan tujuan pemeliharaan.
Berikut 10 jenis domba yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia.
1. Domba Garut
Dikenal sebagai Domba Priangan, jenis ini berasal dari Garut, Jawa Barat. Domba Garut merupakan hasil persilangan beberapa domba lokal sejak akhir abad ke-19. Selain dikenal sebagai domba aduan, jenis ini juga unggul sebagai penghasil daging dan kulit.
Ciri utama:
-
Postur besar (bobot 50–80 kg)
-
Tahan terhadap iklim lokal
-
Banyak diminati sebagai domba kontes maupun domba potong
2. Domba Gembel (Ekor Tipis)
Domba lokal Indonesia yang paling banyak dipelihara. Ciri khasnya bulu keriting dan panjang dengan tubuh yang relatif kecil namun sangat adaptif.
Keunggulan:
-
Mudah beradaptasi
-
Tahan terhadap penyakit
-
Mudah dipelihara pemula
3. Domba Ekor Tebal (Gibas / Kibas)
Sering disebut juga domba Donggala, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.
Karakteristik:
-
Bobot 50–60 kg
-
Tubuh berisi dan padat
-
Ekor tebal sebagai ciri khas
-
Populer untuk kebutuhan hewan kurban
4. Domba Texel
Berawal dari Belanda, domba Texel kini banyak dibudidayakan di Indonesia, terutama di daerah Wonosobo, Jawa Tengah.
Keunggulan:
-
Bobot besar (80–100 kg)
-
Penghasil bulu dan kulit berkualitas
-
Pertumbuhan cepat
-
Cocok untuk dataran tinggi maupun rendah
5. Domba Merino
Asal Australia, kini sudah banyak diaklimatisasi di berbagai wilayah Indonesia.
Ciri utama:
-
Penghasil wol berkualitas tinggi
-
Pertumbuhan cepat
-
Bobot jantan bisa mencapai 70 kg
-
Adaptasi baik pada iklim tropis
6. Domba Suffolk
Jenis domba pedaging unggulan yang berasal dari Inggris. Domba ini telah sukses hidup di Indonesia karena sifatnya yang kuat dan tingkat pertumbuhan yang cepat.
Keunggulan:
-
Pertumbuhan cepat
-
Bobot besar
-
Cocok untuk program pembibitan pedaging
7. Domba Dorper
Merupakan hasil persilangan Black Head Persian × Dorset dari Afrika Selatan. Jenis ini dikenal sebagai domba pedaging unggul dengan tingkat adaptasi yang sangat baik.
Keunggulan:
-
Pertumbuhan cepat
-
Tahan kondisi panas
-
Produktivitas tinggi
-
Populer untuk penggemukan
8. Domba Awassi
Berasal dari kawasan gurun Suriah. Awassi terkenal sebagai domba serbaguna: penghasil daging, susu, dan wol.
Ciri khas:
-
Telinga terkulai
-
Bertanduk
-
Tahan cuaca ekstrem dan pakan minim
-
Tahan terhadap penyakit
Jenis ini sangat cocok untuk wilayah panas dan kering di Indonesia.
9. Domba Van Rooy
Dikenal sebagai Van Rooy White Persian, domba ini merupakan ras asli Afrika Selatan yang dikembangkan oleh JC van Rooy pada tahun 1906.
Keunggulan:
-
Tipe domba pedaging dengan ekor gemuk
-
Tidak perlu dicukur (jenis hair sheep)
-
Telinga terkulai, tubuh seluruhnya putih
-
Tahan pada iklim kering
Domba Van Rooy juga berkontribusi dalam pengembangan ras Australian White.
10. Domba Batur
Dikenal sebagai Dombat, domba ini berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah, khususnya Kecamatan Batur.
Asal-usul:
Hasil persilangan domba Merino × domba ekor tipis lokal sejak 1974.
Keunggulan:
-
Tubuh besar
-
Bulu tebal
-
Produktif
-
Cocok di dataran tinggi
-
Potensi ekonomi tinggi untuk daging dan wol
Kesimpulan
Indonesia memiliki banyak jenis domba dengan keunggulan masing-masing. Mulai dari domba lokal seperti Gembel dan Garut, hingga domba impor seperti Texel, Dorper, dan Merino yang telah beradaptasi baik. Pemilihan jenis yang tepat—disesuaikan dengan iklim, ketersediaan pakan, dan tujuan budidaya—akan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha peternakan.
Dengan pemahaman yang baik mengenai karakteristik setiap jenis domba, peternak dapat menentukan strategi pemeliharaan, pembibitan, dan pemasaran yang lebih efektif.

Tidak ada komentar